Menulis adalah lentera di tengah badai kehidupan
Posted by Unknown 22.54.00 in

Part I : Sabtu 31 Oktober 2015, Kedatangan dan Penyambutan di Bandara Soetta, Cengkareng

Awal Oktober 2015, sebuah email yang mengabarkan jika saya terpilih sebagai pemenang I VOI Bilik Sastra Award 2015 dan diundang ke Jakarta untuk menerima penghargaan tersebut, menjadi kado terindah untuk ultah saya yang ke…17++ ^_^. Setelah seminggu sebelumnya si bungsu wisuda dari politeknik kota Malang, tempat ia menimba ilmu. Meski sedih usia berkurang setahun dan harus menerima kenyataan bahwa saya semakin tunyu (tua unyu) wkkwkkw, ojo ferotez! Email dari VOI-RRI Jakarta dan wisuda si bungsu, bisa menghibur hati saya yang gundah gulana. Dikarenakan Prince Harry masih belum menunjukkan niat untuk meminang saya, hohoho. Ah…sutralah, lupakan doi untuk sementara waktu dan fokus ke persiapan berkunjung ke ibukota saja. Antara bahagia, bingung dan bahagia lagi, ihh, kok diulang terus sih, San? Hahaha. 

Oke deh, setelah email saya terima dan baca, jujur waktu itu tidak percaya kalau cerpen ‘Setangkai Tulip Putih’ yang saya kirimkan dan sudah dibacakan secara on air pada April 2015, keluar sebagi pemenang I. Karena cerpen-cerpen dari cerpenis lain yang dikirimkan ke redaksi juga aduhai dan mbois. Tapi, mungkin tahun 2015 is my lucky year. Jadi setelah episode ‘nggumun’ baca email, setelahnya adalah sujud syukur. Karena sejak jaman bahuela doloe, saya ingin sekali berkunjung ke ibukota Jakarta. Sehingga undangan VOI RRI untuk ke Jakarta, ibarat pepatah ‘bagai pucuk dicinta ulampun tiba’.




Setelah mengantongi ijin dari nona untuk cuti tidak resmi selama lima hari, saya pun mempersiapkan perbekalan yang akan saya bawa. Tidak banyak sih, hanya beberapa pasang baju dan sepatu. Waktu itu pinjam koper kecilnya si Nyiet2 (NH Lulu) karena koper saya besar banget. Oh ya, saya juga ingin mengucapkan terima kasih pada NH Lulu, bukan hanya karena pinjaman koper, melainkan karena dia yang memberitahu saya tentang info dan pengiriman cerpen ke program bilik sastra VOI-RRI Jakarta. Yang kemudian di follow up dengan  mendetail oleh Yesi Armand Sha yang memberi alamat email serta dukungan semangat agar saya turut mengirim cerpen ke program bilik sastra. Sambil berucap ‘hwaiting, kayao…budhe#eh!!! Thanks untuk kalian berdua yeo-dongsaeng, sarangheyo…mumumu:*


Singkat cerita, hari-H keberangkatan saya tiba. Setelah malamnya saya meneror my very good friend widyawati (avikha saha) dan Antoen (Jumiasih), senior saya mantan bini khayalan dari oem Ikal, te Epha thea, Risna, Yesi juga Erna bahkan Yuli pun tak luput dari sasaran saya. Mereka menjadi konselor mode dadakan. Tentang baju dan jilbab mana yang harus saya kenakan saat menerima penghargaan, kunjungan ke Masjid Istiqlal lalu ke Kantor Redaksi Republika, de el el. Yang bikin saya puyeng, saran dan advice dari mereka berbeda, hahaha. Kapok deh!!. Finally, saya putuskan untuk mengikuti kata hati. Dan konseling mode selama hampir 2 jam, ganti baju dan jilbab beberapa pasang, mou yung atau useless, aaiisshh, maafkan saya, ladies!. Yeileh, namanya juga pertama kali diundang ke acara resmi seperti ini. Ke jekardeh lagee…, nervous, excited, happy, nano-nano deh rasanya.


Hari itu, Sabtu pagi, 31 oktober 2015 saya bertolak ke Jakarta dari bandara internasional Chek Lap Kok, Hong Kong. Keberangkatan saya menandai kepulangan yang pertama kalinya, setelah 7 tahun saya tidak pernah menghirup udara di tanah air tercinta. Saat di pesawat, terbayang di benak saya, jika saat mendarat nanti akan ada panitia penyambutan yang membawa sebuah kertas berukuran besar bertuliskan nama Susana Nisa, pemenang VOI Bilik Sastra 2015. Bayangan itu membuat saya mesam-mesem sendiri. Setelah kurang lebih 5 jam, pesawat yang saya tumpangi terkatung-katung diantara gumpalan awan berwarna putih bak kapas, alhamdulilah mendarat dengan selamat sekira pukul 1 siang waktu setempat. 


Setelah keluar dari imigrasi dan mengambil koper, saya bergegas menuju arrival hall. Mata saya mengamati satu persatu deretan orang-orang yang berada di luar pagar pembatas aula kedatangan (Arrival hall). Tak ada satu orang pun yang membawa kertas besar bertuliskan nama saya, aigoo…melas.com, hahaha! Antara khawatir dan bingung, karena pertama kalinya saya turun di bandara Soetta, Cengkareng dan tidak ada satu keluarga pun di Jakarta. Teringat berita, jika banyak tindak kejahatan kepada TKI yang pulang dari luar negeri, saya berusaha untuk relaks, pasang muka jutek, seolah-olah sudah paham dengan kondisi di bandara. 
Hal pertama yang saya lakukan adalah membeli sim card simpati, untuk menghubungi mbak Wati, salah satu staf VOI yang saya kenal akrab dari facebook. Namun, sim card yang barusan saya beli, tidak berfungsi di hp jadul milik saya. Untung bapak penjual sim card tersebut berkenan meminjamkan teleponnya. Karena kebaikannya, saya bisa menelpon mbak Wati yang saat itu juga ada di bandara untuk menjemput saya dan brow Agus Purwanto, pemenang dari Malaysia.


Ternyata oh ternyata, mbak Wati dan beberapa rekannya menunggu saya di terminal kedatangan 1, sedangkan saya keluar di terminal 2. Makanya, kok tidak ada yang nyambut saya, hahaha, mesakno rek Susan! Setelah menunggu beberapa saat, mbak Wati dan rekannya, bu Volda, mbak Endar dan pak Tisna tiba di terminal 2. Senyum mereka terkembang seraya minta maaf karena salah tempat menjemput. Saya balas tersenyum dan tertawa lebar saat rekan mbak Wati yaitu bu Volda membuka gulungan kertas yang didalamnya tertulis nama saya. “Nah, selamat datang di ibukota mbak Nisa, ini nih, dari tadi saya mbentangin kertas di dekat pagar arrival hall terminal 1, eh yang dijemput turun di sini,” ujarnya seraya tertawa. Suasana begitu hangat dan akrab meski baru pertama kali bertemu. Setengah jam kemudian, tamu agung (ojo ge-er lo brow agus, hhhh) dari negeri Jiran datang. 
Setelah foto bersama, kami meninggalkan area bandara Soetta, Cengkareng menuju Jakarta. 



Karena saat datang adalah waktu makan siang, kami diajak ke sebuah warung makan yang menyajikan menu makanan Sunda. Ramai dan full pengunjung. 


Setelahnya mereka mengantarkan kami ke Fave hotel. Sebuah hotel bintang 3 yang akan menjadi tempat menginap kami selama 4 hari di ibukota, Jakarta. Setelah check in, mbak Wati menginfokan akan mengajak saya dan brow Agus untuk dinner bersama sekaligus melihat wajah Jakarta di malam hari. Yay, I feel so excited. 


Ga sabar nunggu waktu dinner tiba. Sekira pukul 8.30 malam, kami dijemput dan dibawa keliling Jakarta. Melewati Monas, bundaran hotel Indonesia (HI) dan sekitarnya. 









Kemudian diajak ke Sarinah, yang merupakan mall pertama di Indonesia. Then having dinner di bakmi Gajah Mada, atau apa ya? Maaf, sudah lupa, hehehe








 After dinner, diantar kembali ke hotel untuk istirahat dan mempersiapkan diri for the big day (award presentation ceremony), Minggu pagi, 1 November 2015. Oh…just can’t wait for it…!




#Bersambung ke part II

0 comments:

Posting Komentar

Popular Posts

Blogroll

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Translate

Cari Blog ini

Search