Acara penganugerahan Bilik Sastra Award 2015, Wawancara di studio VOI RRI, Jalan-jalan ke Kota Tua, Kunjungan ke Masjid Istiqlal dan Kantor Redaksi Republika
Rasa bahagia, bangga dan haru bercampur aduk menjadi satu. Tatkala kami memasuki auditorium Abdulrahman Sholeh, RRI Jakarta. Nampak panggung yang megah dengan penataan artistik mewah berada di tengah auditorium.
Para tamu undangan dan jajaran dewan direksi RRI juga staf, hadir memadati kursi berwarna merah marun. Di sebelah saya, my partner in narsis hahaha, brow Agus nampak sedikit gugup. Doi sempat berkata lirih, “waduh, aku udah ngrasa grogi nih!” Saya hanya meliriknya sekilas. Lalu tersenyum penuh kemenangan karena menang satu langkah darinya, tsaahh..! Setelah beramah tamah dengan beberapa tamu undangan, kami dipersilahkan untuk mengambil tempat duduk di bagian depan. VIP ceritanya, cie…cie..so spesial banget!
Tak berapa lama, acara penganugerahan Bilik Sastra Award 2015 pun di mulai. Dari peluncuran buku kumpulan cerpen terbaik bilik sastra 2014 oleh Kepala Stasiun Siaran Luar Negeri LPP RRI Voice Of Indonesia, bapak Drs. Eddy Sukmana S.H., M.M., M.H., dilanjutkan dengan sambutan-sambutan, pembacaan cerpen Setangkai Tulip Putih oleh ibu Eni Budiono diiringi petikan gitar mas Yuby, menambah syahdu suasana hati yang mencoba menghayati setiap kata yang dieja sepenuh jiwa oleh suara sang maestro, ibu Eni. Kemudian pembacaan cerpen milik brow Agus, yang berjudul Mimpi Sang Pemuda Kecil. Setelah itu penerimaan Bilik Sastra Award, Talk Show yang dipandu oleh penyiar kondang, mbak Diba Casym dengan pembicara Pipiet Senja, Irwan Kelana dan Nadia Silvarani Lubis.
Selesai acara penghargaan dan foto bersama, kami di ajak ke studio VOI RRI untuk sesi wawancara. Nah, sebelum wawancara dimulai, kami dipersilahkan untuk menunggu dan duduk manis di sofa berwarna putih tulang yang berada di kantor bagian depan. Di situ nampak standing banner ucapan selamat datang kepada pemenang bilik sastra award 2015. Demi melihatnya, spontan reaksi kami adalah mengambil hengpon dan bergantian mengambil foto. Kami hanya meringis setiap kali ada staf yang lewat, menyapa dan menyalami serta tersenyum melihat kami cekrak cekrek hahahha, ampuuunn dah, mungkin banyak yang berpikir jika pemenang tahun 2015 seharusnya mendapatkan narcissist award of the year wkkkkk!
Setelah proses narsis dan selfi, mbak Wati muncul dan mengajak kami ke bagian ruang siaran bahasa Indonesia atau Desk Indonesia. Kemudian ke Desk Inggris. Selain wawancara, dilanjutkan dengan ritual rutin, yaitu berfoto lagi, tsaahh!
Selepas itu dinner bersama dan pukul sepuluh malam kami diantar kembali ke Fave hotel.
Keesokan harinya, kami berkunjung ke Masjid Istiqlal Jakarta. Sebuah kunjungan yang sangat berkesan bagi saya pribadi. Karena kami diizinkan masuk melalui pintu khusus, yang hanya diperuntukkan bagi tamu-tamu negara. Bahkan ada sambutan resmi juga pengambilan foto yang dilakukan oleh staf VOI RRI dan dari Masjid Istiqlal sendiri. Pemandu kami adalah bapak Andi, selaku humas masjid pada saat itu. Berikut momen-momen berharga dan membanggakan itu :
Kunjungan berikutnya adalah ke kantor Redaksi Harian Republika. Di sini, kami juga disambut secara resmi. Benar-benar hanya bisa mengucap syukur Alhamdulillah dengan semua anugerah dan keistimewaan yang kami dapatkan.
Nah, buat teman-teman yang saat ini berada di perantauan, segera saja kirimkan karya cerpen kamu semua ke alamat e-mail : voi.biliksastra@gmail.com. Siapa tahu, kamu yang akan menjadi pemenang Bilik Sastra Award tahun ini! Hwaiting everyone…!