Menulis adalah lentera di tengah badai kehidupan
Posted by Unknown 19.48.00 in

Jika anda penggemar aktor Bruce Lee, pastinya anda sangat hapal dengan senjata andalan bintang legendaris itu. Dua tongkat pendek yang dihubungkan dengan rantai atau tali, disebut 'Nunchaku'. Senjata yang berbahaya dan bisa membuat kepala benjol bahkan berdarah apabila digunakan secara serampangan. Bukan perkara mudah untuk bisa menggunakannya. Seorang pemilik nunchaku membutuhkan latihan yang intens dan cukup lama agar mampu memainkannya. Pastinya semua orang berpikir hanya kaum laki-laki yang mampu untuk melakukannya. Namun, pendapat itu segera terbantahkan oleh penampilan memukau seorang wanita yang bernama Anik Maslikah. Dia adalah seorang buruh migran Indonesia (BMI) asal Malang. Dia tidak hanya mampu menggerakkan dan memainkannya, tetapi Anik sangat lihai dan mahir untuk menggunakan senjata itu. Tentu saja hal itu bukan hasil latihan semalam. Kelincahan dan kecekatannya memainkan senjata mematikan itu, adalah hasil dari proses panjangnya mempelajari seni beladiri nunchaku. "Dengan selalu giat berlatih, fokus dan percaya pada kemampuan diri sendiri, pasti akan memudahkan kita untuk mempelajari suatu ilmu," ujar anik berbagi tipsnya.
Sosoknya yang kalem dan terkesan pendiam, bisa berubah garang saat berada di arena latihan. Baginya, keseriusan dan kesungguhan dalam berlatih yang akan membentuk karakter seorang seniman beladiri sejati. Tak hanya seni beladiri nunchaku, Anik pun menguasai beberapa seni beladiri lainnya. Tidak main-main, 3 jenis seni beladiri yang memiliki reputasi tinggi di mata dunia, hampir semuanya dia kuasai. Ketiganya adalah kung fu, taekwondo dan wushu. Bahkan berkat ketekunannya, BMI asal Malang itu berhasil mendapatkan medali emas pada pertandingan wushu bertaraf internasional. Sebuah prestasi yang patut dibanggakan, karena lawan dalam pertandingan itu berasal dari berbagai negara.

Dulu Murid Sekarang Guru
Prestasi yang gemilang membuatnya semakin yakin bahwa seni beladiri adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupannya. Karenanya, Anik memberanikan diri  membuka kelas beladiri nunchaku, untuk siapa saja yang berminat mempelajarinya. Saat ditanya kenapa memilih membuka kelas nunchaku dan bukan seni beladiri lainnya, dengan diplomatis dia menjawab bahwa semua seni beladiri bagus untuk dipelajari. Jika saat ini dia memilih untuk membuka kelas dan mengajar nunchaku, hal itu dikarenakan dia merasa sudah mendalam dalam mempelajari ilmu beladiri itu. Mengajar dan menjadi seorang guru atau pelatih, membuatnya bisa mengenal banyak sifat dan karakter orang. Kegiatan itu, juga mampu membuatnya menjadi sosok yang telaten dan tanggap dengan batas kemampuan setiap individu. "Ada murid yang cepat bisa menyerap semua materi dan sangat tangkas, ada juga yang begitu lambat, sehingga saya harus benar-benar bersabar untuk mengajarinya," paparnya lagi. Dari kegiatan mengajar nunchaku itu pula, yang membuatnya terpilih menjadi duta nunchaku untuk wilayah Hong Kong. Dia mendapatkan kehormatan tersebut, langsung dari presiden direktur Indonesia Nunchaku Club (INC) yang berada di Jakarta. "Alhamdulillah saya diberi amanah yang semoga saja bermanfaat untuk bisa mengenalkan dan mengajarkan nunchaku pada siapapun yang ingin mempelajarinya," katanya sumringah.
Anik pantas bersyukur karena majikan mendukung semua kegiatan yang dilakukannya. Bahkan, sang majikan termasuk salah satu murid di kelas nunchaku tempat dia mengajar. Acungan jempol juga layak diberikan kepada perempuan bersemangat baja itu. Karena selain menguasai berbagai macam seni beladiri, dia juga mahir berbahasa inggris dan pandai menjahit. Dari ketrampilan menjahit, dia sering mendapat orderan baju dan gamis dari kawan sesama BMI lainnya. Sedangkan dengan kecakapannya berbahasa asing, membuatnya dipercaya oleh beberapa kawan dari majikannya untuk memberikan les privat kepada putra putri mereka. Sehingga dia mendapatkan tambahan penghasilan yang lumayan untuk menambah pundi-pundi dolarnya.
Selalu berpikir positif dan bersyukur dengan segala anugerah dari Tuhan adalah prinsip hidupnya. Dan menjadikan kritikan juga pujian sebagai cambuk untuk berusaha lebih baik dalam setiap apa yang dilakukannya. Dia pun berpesan pada semua kawan BMI untuk fokus pada apa yang telah dicita-citakan. "Jangan pedulikan pandangan negatif dari orang lain. Ini adalah hidup kita dan kita sendiri yang menjalaninya. Apapun kegiatan dan profesi yang saat ini sedang kita tekuni, pasti akan membuahkan hasil yang sempurna jika kita fokus dan benar-benar berusaha untuk mencapainya," ujarnya bersemangat.

Susana Nisa
Termuat di rubrik Feature Koran Suara
2 Juli 2014






0 comments:

Posting Komentar

Popular Posts

Blogroll

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Translate

Cari Blog ini

Search